Sabtu, 08 Januari 2011

KONSEP PENDIDIKAN MENURUT ISLAM



KONSEP PENDIDIKAN MENURUT ISLAM
KAJIAN TAFSIR SURAT AL-BAQARAH AYAT 269
DAN SURAT AL-JUMU’AH AYAT 2
Oleh : Ustadz Jaswo

A. SURAT AL-BAQARAH AYAT 269

يُؤْتِى الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُؤْتِى الْحِكْمَةََ فَقَدْ أَوْتِيَ خَيْراً كَثِيْراً وَمَا يَذَّكَرُ إِلاَّ أُوْلُوْ الأَلْبَابِ (البقرة, 269)  
Artinya :
Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal. (QS. Al-Baqarah : 269)[1]


B. KAJIAN TAFSIR MUFRODAT SURAT AL-BAQAROH AYAT 269 :
1.      Menurut Al-Maraghi : Hikmah adalah ilmu yang bermanfaat yang mempunyai kesan di dalam jiwa seseorang sehingga mampu mendorong seseorang untuk melakukan amal perbuatan yang bisa mengantarkan seseorang kepada keselamatan dunia dan akhirat.[2]
2.      Menurut Al-Jalilainiy : َالْحِكْمَة  adalah ilmu yang bermanfaat yang mampu mendorong untuk beramal/berbuat (jadi sifatnya aktif) sebagaimana disebutkan وَمَنْ يُؤْتِى الْحِكْمَةََ فَقَدْ أَوْتِيَ خَيْراً كَثِيْراً barang siapa yang diberi hikmah ia benar-benar dianugerahi karunia yang banyak, karena hikmah tersebut menyampaikan pada keselamatan yang selama-lamanya.[3]
3.        Menurut Ash-Shawiy : َالْحِكْمَة  diartikan sebagai ilmu yang bermanfaat, ini adalah merupakan pendapat paling shahih dan yang mendekati dengan kebenaran. Dalam penafsiran َالْحِكْمَة  terdapat banyak pendapat. Ada yang memaknai  َالْنبوّة  (kenabian), ada yang mengartikan pengertian hukum-hukum Al-Qur’an, ada yang mengatakan kecocokan antara ucapan dan perbuatan. Ada yang mengatakan memahami agama secara mutlak, ada yang mengatakan takut kepada Allah. Ada yang memaknai “Al-Qur’an dengan berpedoman Hadits” Jika Allah bermaksud menurunkan adzab atas suatu kaum kemudian didengar orang yang mengajarkan Hikmah (Al-Qur’an) juga Hadits pada anak-anak kecil, maka Allah mengangkat adzab dari kaum tersebut. “Tidak boleh merasa iri kecuali dalam dua hal, yaitu seorang laki-laki diberi kekuasaan atas harta benda, kemudian digunakan untuk kebaikan, dan seorang laki-laki yang diberi hikmah (Al-Qur’an) kemudian dia memutuskan perkaranya dengan hikmah tersebut dan mengajarkan kepada sesama manusia”(َالمؤدي للعمل ). Adapun ilmu yang hanya diucapkan dengan lidah tanpa menyentuh hati sehingga menimbulkan rasa takut kepada Allah, maka tidak bisa disebut َالْحِكْمَة  bahkan orang tersebut akan disiksa atas ucapannya dan akan dibangkitkan dalam keadaan bodoh.
أُوْلُوْ الأَلْبَابِ yaitu orang-orang yang mempunyai akal yang sepmurna yang selamat dari campuran-campuran yang mengotori.[4]

4.      Menurut An-Nawawiy :  َالْحِكْمَة  adalah ilmu yang bermanfaat dan perilaku yang benar, (َالْحِكْمَة ) berakhlak sesuai dengan akhlaknya Allah, sesuai dengan kemampuan manusia sebagai mana Hadits “ Berakhlaklah dengan akhlak Allah”  يُؤْتِى الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ  adanya kecocokan antara ucapan, perbuatan dan pemikiran. فَقَدْ أَوْتِيَ خَيْراً كَثِيْراً  sungguh diberi kebaikan dan dunia. وَمَا يَذَّكَرُ tidak memikirkan hikmah. إِلاَّ أُوْلُوْ الأَلْبَابِ kecuali orang-orang yang mempunyai akal yang selamat dari condong mengikuti dorongan-dorongan hawa nafsu.[5]
C. PENJELASAN SURAT AL-BAQARAH AYAT 269
1.      Pemberian hikmah dari Allah SWT. kepada orang-orang yang dikehendaki يُؤْتِى الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ. Dengan hikmah tersebut seseorang bisa membedakan yang haq dari yang hanya prasangka dan bisa dengan mudah membedakan antara bujukan syaitan dan hawa nafsu dengan ilham.
2.      Alat untuk mendapatkan hikmah adalah akal yang merdeka dalam menemukan hukum-hukum darin sesuatu disertai dengan dalil-dalil/petunjuk-petunjuk, memahami perkara sesuai kenyataannya. Maka orang yang diberi hal yang demikian itu bisa membedakan mana janjinya Tuhan dan mana yang janjinya setan. Sehingga mau memegang janji Tuhan (Ar-Rahman) yang sempurna dengan sungguh-sungguh dan membuang janji-janjinya setan dengan meninggalkannya. Allah menjanjikan, dengan berinfaq maka harta benda akan bertambah. Sedangkan setan menjanjikan dengan infaq maka akan menjadi fakir sehingga orang menjadi kikir.
3.      Ayat di atas sangat mengangkat kedudukan hikmah dengan keluasan maknanya, dan menunjukkan pentingnya penggunaan akal serta kemuliaan –kemuliaannya.
4.      Orang yang diberi hikmah akan menggunakan petunjuk akalnya dan mengarahkannya pada arah yang benar. Dia akan menggunakan segala potensinya, pendengaran, penglihatan dsan perasaannya untuk mencapai apa-apa yang dicintai oleh Allah. Kemudian segala urusannya hanya untuk  Allah yang telah menciptakannya. Hanya dari-Nya lah permulaannya dan kepada-Nya lah tempat kembali. Dengan demikian dia akan merasa selamat dari bujukan-bujukan setan dan tidak merasa berat atas cobaan yang dialaminya dalam kehidupan karena ia yakin bahwa segala sesuatu terjadi atas putusan dan kehendak Allah. Dengan demikian hatinya merasa lega, selamat atas kejadian-kejadian yang mengejutkan di setiap malam maupun siang hari.



D.  SURAT AL-JUMU’AH AYAT 2

هُوَ اَّلذِيْ بَعَثَ فىِ الأُمِّيِّنَ رَسُوْلأ مِنْهُمْ يَتْلُوْاعَلَيْهِمْ أَياَتِهِ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمْ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلاَلٍ مُبِيْنٍ (الجمعة, 2)
Artinya :
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS. Al-Jumu’ah : 2)[6].

E. TAFSIR MUFRODAT SURAT AL-JUMU’AH AYAT 2
1. Menurut Al-Maraghi :   الأُمِّيِّنَ  adalah orang Arab kebanyakan, bentuk mufrodnya أُمِّيِّ penisbatan kepada ibu yang telah melahirkannya. Karena orang yang ummiy menetapi keadaan ketika dia dilahirkan, yaitu tidak tahu tulisan maupun hitungan, sehingga mereka seperti pada keadaan semula. َيُزَكِّيْهِمْ   mensucikan mereka dengan membaca ayat-ayat Al-Qur’an[7] وَيُعَلِّمُهُمْ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ seperti tafsir dalam ayat 269 Surat Al-Baqarah. Dan di sini menurut hemat kami yang menjadi persoalan dengan konteks Konsep Pendidikan Islam.

F. PENJELASAN SURAT AL-JUM’AH AYAT 2
Yang perlu mendapatkan penguatan dalam ayat ini tentang Konsep Pendidikan adalah  هُوَ اَّلذِيْ بَعَثَ فىِ الأُمِّيِّنَ رَسُوْلأ مِنْهُمْ  kata رَسُوْلأ  adalah pribadi Nabi sendiri orang yang ummiy dan risalah yang dibawa. Dengan diutusnya Nabi dalam keadaan ummiy tentunya ada maksud tersendiri.
Yang perlu ditekankan di sini adalah yang kedua, yaitu tentang Risalah. Tujuan diutusnya Rasul adalah mengemban misi :
1.       Membacakan/menyampaikan kepada ummatnya ayat-ayat Al-Qur’an, yang dengan ayat-ayat tersebut akan dicapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
2.       Membersihkan manusia dari noda-noda kemusyrikan, tindakan orang-orang jahiliyah, menuju penghambaan hanya kepada Allah SWT.
3.       Mengajarkan kitab dan hikmah, mengajarkan syari’at-syari’at, hukum hikmah dan rahasia, karena dia telah diberi pengetahuan tentang hakikat-hakikat yang datangnya atas petunjuk Allah SWT.






--o0(ana)0o—































BAB III
PENUTUP

A.     KESIMPULAN
Konsep pendidikan menurut Islam adalah upaya secara sadar untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mewujudkan kesejahteraan, baik di dunia maupun di akhirat.
Islam memperlakukan manusia sebagai kesatuan yang utuh, terdapat persambungan yang jelas antara sisi ke-duniaan dan sisi ke-akhiratan مما يوصل إلى سعادة الدنيا والأخرة  . Manusia telah membawa fungsi ke-Tuhanan sebagai khalifah Allah di muka bumi خليفة فى الأرض   dengan tugas kesejahteraan dan kemakmuran kehidupan manusia itu sendiri.
Dalam melaksanakan tugas yang demikian, manusia diciptakan dalam sebaik-baiknya kejadian  فى أحسن تقويم  yang dilengkapi dengan kewenangan untuk mengambil inisiatif dalam mengubah kehidupan menjadi lebih baik.
Oleh karena itu gradasi manusia selain ditentukan oleh penguasaannya atas ilmu pengetahuan (dengan melalui proses pendidikan ), juga ditentukan oleh tingkat ketakwaannya kepada Sang Pencipta, yaitu Allah SWT.

B. KATA PENUTUP
Demikian makalah sederhana yang telah kami susun guna untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Tafsir. Harapan kami meskipun singkat dan sangat sederhana semoga dapat bermanfaat bagi kami. Amiin. Kritik, saran dan masukan atas ketidak sempurnaan makalah ini sangat kami harapkan dari para pembaca dan teman-teman, khususnya dari Ibu Dosen pengampu MK. Tafsir.






DAFTAR PUSTAKA



1. Al-Jawiy, Muhammad Nawawi, Marah Labiid Tafsir An-Nawawi, Surabaya, Al-Hidayah, tt.

2. Al-Mahalli, Jalaluddin Muhammad bin Ahmad dan As-Suyuthi, Jalaluddin Abdur Rahman bin Abu Bakar, Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim Al-Jalalainiy, Surabaya, Alhidayah, tt.

3. Al-Maraghi, Ahmad Musthofa  Tafsir Al-Maraghi, Bairut Turki, Dar Al-Fikr, 1974.

4. Asronah, Hanun, Sejarah Pendidikan Islam, Ciputat, PT.Logos Wacana Ilmu, Cet.ke II, 2001.

5.  Jamil, Shidqi Muhammad, Hasyiyah Al-Shawi ‘Ala Tafsir Al-Jalalain, Sanqafurah, Jeddah, Al-Haramain.

6. Soenarjo, RHA., Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta, PT. Intermasa, 1974.

7. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1989.









---oO(@N@)Oo---


BAB II
KONSEP PENDIDIKAN MENURUT ISLAM
KAJIAN TAFSIR SURAT AL-BAQARAH AYAT 269
DAN SURAT AL-JUMU’AH AYAT 2

A. SURAT AL-BAQARAH AYAT 269

يُؤْتِى الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُؤْتِى الْحِكْمَةََ فَقَدْ أَوْتِيَ خَيْراً كَثِيْراً وَمَا يَذَّكَرُ إِلاَّ أُوْلُوْ الأَلْبَابِ (البقرة, 269)  
Artinya :
Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal. (QS. Al-Baqarah : 269)[8]


B. KAJIAN TAFSIR MUFRODAT SURAT AL-BAQAROH AYAT 269 :
5.      Menurut Al-Maraghi : Hikmah adalah ilmu yang bermanfaat yang mempunyai kesan di dalam jiwa seseorang sehingga mampu mendorong seseorang untuk melakukan amal perbuatan yang bisa mengantarkan seseorang kepada keselamatan dunia dan akhirat.[9]
6.      Menurut Al-Jalilainiy : َالْحِكْمَة  adalah ilmu yang bermanfaat yang mampu mendorong untuk beramal/berbuat (jadi sifatnya aktif) sebagaimana disebutkan وَمَنْ يُؤْتِى الْحِكْمَةََ فَقَدْ أَوْتِيَ خَيْراً كَثِيْراً barang siapa yang diberi hikmah ia benar-benar dianugerahi karunia yang banyak, karena hikmah tersebut menyampaikan pada keselamatan yang selama-lamanya.[10]
7.        Menurut Ash-Shawiy : َالْحِكْمَة  diartikan sebagai ilmu yang bermanfaat, ini adalah merupakan pendapat paling shahih dan yang mendekati dengan kebenaran. Dalam penafsiran َالْحِكْمَة  terdapat banyak pendapat. Ada yang memaknai  َالْنبوّة  (kenabian), ada yang mengartikan pengertian hukum-hukum Al-Qur’an, ada yang mengatakan kecocokan antara ucapan dan perbuatan. Ada yang mengatakan memahami agama secara mutlak, ada yang mengatakan takut kepada Allah. Ada yang memaknai “Al-Qur’an dengan berpedoman Hadits” Jika Allah bermaksud menurunkan adzab atas suatu kaum kemudian didengar orang yang mengajarkan Hikmah (Al-Qur’an) juga Hadits pada anak-anak kecil, maka Allah mengangkat adzab dari kaum tersebut. “Tidak boleh merasa iri kecuali dalam dua hal, yaitu seorang laki-laki diberi kekuasaan atas harta benda, kemudian digunakan untuk kebaikan, dan seorang laki-laki yang diberi hikmah (Al-Qur’an) kemudian dia memutuskan perkaranya dengan hikmah tersebut dan mengajarkan kepada sesama manusia”(َالمؤدي للعمل ). Adapun ilmu yang hanya diucapkan dengan lidah tanpa menyentuh hati sehingga menimbulkan rasa takut kepada Allah, maka tidak bisa disebut َالْحِكْمَة  bahkan orang tersebut akan disiksa atas ucapannya dan akan dibangkitkan dalam keadaan bodoh.
أُوْلُوْ الأَلْبَابِ yaitu orang-orang yang mempunyai akal yang sepmurna yang selamat dari campuran-campuran yang mengotori.[11]

8.      Menurut An-Nawawiy :  َالْحِكْمَة  adalah ilmu yang bermanfaat dan perilaku yang benar, (َالْحِكْمَة ) berakhlak sesuai dengan akhlaknya Allah, sesuai dengan kemampuan manusia sebagai mana Hadits “ Berakhlaklah dengan akhlak Allah”  يُؤْتِى الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ  adanya kecocokan antara ucapan, perbuatan dan pemikiran. فَقَدْ أَوْتِيَ خَيْراً كَثِيْراً  sungguh diberi kebaikan dan dunia. وَمَا يَذَّكَرُ tidak memikirkan hikmah. إِلاَّ أُوْلُوْ الأَلْبَابِ kecuali orang-orang yang mempunyai akal yang selamat dari condong mengikuti dorongan-dorongan hawa nafsu.[12]
C. PENJELASAN SURAT AL-BAQARAH AYAT 269
5.      Pemberian hikmah dari Allah SWT. kepada orang-orang yang dikehendaki يُؤْتِى الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ. Dengan hikmah tersebut seseorang bisa membedakan yang haq dari yang hanya prasangka dan bisa dengan mudah membedakan antara bujukan syaitan dan hawa nafsu dengan ilham.
6.      Alat untuk mendapatkan hikmah adalah akal yang merdeka dalam menemukan hukum-hukum darin sesuatu disertai dengan dalil-dalil/petunjuk-petunjuk, memahami perkara sesuai kenyataannya. Maka orang yang diberi hal yang demikian itu bisa membedakan mana janjinya Tuhan dan mana yang janjinya setan. Sehingga mau memegang janji Tuhan (Ar-Rahman) yang sempurna dengan sungguh-sungguh dan membuang janji-janjinya setan dengan meninggalkannya. Allah menjanjikan, dengan berinfaq maka harta benda akan bertambah. Sedangkan setan menjanjikan dengan infaq maka akan menjadi fakir sehingga orang menjadi kikir.
7.      Ayat di atas sangat mengangkat kedudukan hikmah dengan keluasan maknanya, dan menunjukkan pentingnya penggunaan akal serta kemuliaan –kemuliaannya.
8.      Orang yang diberi hikmah akan menggunakan petunjuk akalnya dan mengarahkannya pada arah yang benar. Dia akan menggunakan segala potensinya, pendengaran, penglihatan dsan perasaannya untuk mencapai apa-apa yang dicintai oleh Allah. Kemudian segala urusannya hanya untuk  Allah yang telah menciptakannya. Hanya dari-Nya lah permulaannya dan kepada-Nya lah tempat kembali. Dengan demikian dia akan merasa selamat dari bujukan-bujukan setan dan tidak merasa berat atas cobaan yang dialaminya dalam kehidupan karena ia yakin bahwa segala sesuatu terjadi atas putusan dan kehendak Allah. Dengan demikian hatinya merasa lega, selamat atas kejadian-kejadian yang mengejutkan di setiap malam maupun siang hari.



D.  SURAT AL-JUMU’AH AYAT 2

هُوَ اَّلذِيْ بَعَثَ فىِ الأُمِّيِّنَ رَسُوْلأ مِنْهُمْ يَتْلُوْاعَلَيْهِمْ أَياَتِهِ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمْ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلاَلٍ مُبِيْنٍ (الجمعة, 2)
Artinya :
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS. Al-Jumu’ah : 2)[13].

E. TAFSIR MUFRODAT SURAT AL-JUMU’AH AYAT 2
1. Menurut Al-Maraghi :   الأُمِّيِّنَ  adalah orang Arab kebanyakan, bentuk mufrodnya أُمِّيِّ penisbatan kepada ibu yang telah melahirkannya. Karena orang yang ummiy menetapi keadaan ketika dia dilahirkan, yaitu tidak tahu tulisan maupun hitungan, sehingga mereka seperti pada keadaan semula. َيُزَكِّيْهِمْ   mensucikan mereka dengan membaca ayat-ayat Al-Qur’an[14] وَيُعَلِّمُهُمْ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ seperti tafsir dalam ayat 269 Surat Al-Baqarah. Dan di sini menurut hemat kami yang menjadi persoalan dengan konteks Konsep Pendidikan Islam.

F. PENJELASAN SURAT AL-JUM’AH AYAT 2
Yang perlu mendapatkan penguatan dalam ayat ini tentang Konsep Pendidikan adalah  هُوَ اَّلذِيْ بَعَثَ فىِ الأُمِّيِّنَ رَسُوْلأ مِنْهُمْ  kata رَسُوْلأ  adalah pribadi Nabi sendiri orang yang ummiy dan risalah yang dibawa. Dengan diutusnya Nabi dalam keadaan ummiy tentunya ada maksud tersendiri.
Yang perlu ditekankan di sini adalah yang kedua, yaitu tentang Risalah. Tujuan diutusnya Rasul adalah mengemban misi :
1.       Membacakan/menyampaikan kepada ummatnya ayat-ayat Al-Qur’an, yang dengan ayat-ayat tersebut akan dicapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
2.       Membersihkan manusia dari noda-noda kemusyrikan, tindakan orang-orang jahiliyah, menuju penghambaan hanya kepada Allah SWT.
3.       Mengajarkan kitab dan hikmah, mengajarkan syari’at-syari’at, hukum hikmah dan rahasia, karena dia telah diberi pengetahuan tentang hakikat-hakikat yang datangnya atas petunjuk Allah SWT.






--o0(ana)0o—































BAB III
PENUTUP

B.      KESIMPULAN
Konsep pendidikan menurut Islam adalah upaya secara sadar untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mewujudkan kesejahteraan, baik di dunia maupun di akhirat.
Islam memperlakukan manusia sebagai kesatuan yang utuh, terdapat persambungan yang jelas antara sisi ke-duniaan dan sisi ke-akhiratan مما يوصل إلى سعادة الدنيا والأخرة  . Manusia telah membawa fungsi ke-Tuhanan sebagai khalifah Allah di muka bumi خليفة فى الأرض   dengan tugas kesejahteraan dan kemakmuran kehidupan manusia itu sendiri.
Dalam melaksanakan tugas yang demikian, manusia diciptakan dalam sebaik-baiknya kejadian  فى أحسن تقويم  yang dilengkapi dengan kewenangan untuk mengambil inisiatif dalam mengubah kehidupan menjadi lebih baik.
Oleh karena itu gradasi manusia selain ditentukan oleh penguasaannya atas ilmu pengetahuan (dengan melalui proses pendidikan ), juga ditentukan oleh tingkat ketakwaannya kepada Sang Pencipta, yaitu Allah SWT.

B. KATA PENUTUP
Demikian makalah sederhana yang telah kami susun guna untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Tafsir. Harapan kami meskipun singkat dan sangat sederhana semoga dapat bermanfaat bagi kami. Amiin. Kritik, saran dan masukan atas ketidak sempurnaan makalah ini sangat kami harapkan dari para pembaca dan teman-teman, khususnya dari Ibu Dosen pengampu MK. Tafsir.






DAFTAR PUSTAKA



1. Al-Jawiy, Muhammad Nawawi, Marah Labiid Tafsir An-Nawawi, Surabaya, Al-Hidayah, tt.

2. Al-Mahalli, Jalaluddin Muhammad bin Ahmad dan As-Suyuthi, Jalaluddin Abdur Rahman bin Abu Bakar, Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim Al-Jalalainiy, Surabaya, Alhidayah, tt.

3. Al-Maraghi, Ahmad Musthofa  Tafsir Al-Maraghi, Bairut Turki, Dar Al-Fikr, 1974.

4. Asronah, Hanun, Sejarah Pendidikan Islam, Ciputat, PT.Logos Wacana Ilmu, Cet.ke II, 2001.

5.  Jamil, Shidqi Muhammad, Hasyiyah Al-Shawi ‘Ala Tafsir Al-Jalalain, Sanqafurah, Jeddah, Al-Haramain.

6. Soenarjo, RHA., Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta, PT. Intermasa, 1974.

7. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1989.









---oO(@N@)Oo---





[1] RHA. Soenarjo, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta, PT. Intermasa, 1974, hlm. 67.
[2] Ahmad Musthofa Al-Maraghi,  Tafsir Al-Maraghi, Bairut Turki, Dar Al-Fikr, 1974, hlm. 50.
[3] Jalaluddin Muhammad bin Ahmad Al-Mahalli dan Jalaluddin Abdur Rahman bin Abu Bakar As-Suyuthi, Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim, Surabaya, Alhidayah, tt, hlm. 6.
[4] Shidqi Muhammad Jamil, Hasyiyah Al-Shawi ‘Ala Tafsir Al-Jalalain, Sanqafurah, Jeddah, Al-Haramain, tt. Hlm. 15.
[5] Muhammad Nawawi Al-Jawiy, Marah Labiid Tafsir An-Nawawi, Surabaya, Al-Hidayah, tt, hlm. 7.
[6] Ibid, hlm. 932.
[7] Ahmad Musthofa Al-Maraghi,  op cit, hlm.
[8] RHA. Soenarjo, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta, PT. Intermasa, 1974, hlm. 67.
[9] Ahmad Musthofa Al-Maraghi,  Tafsir Al-Maraghi, Bairut Turki, Dar Al-Fikr, 1974, hlm. 50.
[10] Jalaluddin Muhammad bin Ahmad Al-Mahalli dan Jalaluddin Abdur Rahman bin Abu Bakar As-Suyuthi, Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim, Surabaya, Alhidayah, tt, hlm. 6.
[11] Shidqi Muhammad Jamil, Hasyiyah Al-Shawi ‘Ala Tafsir Al-Jalalain, Sanqafurah, Jeddah, Al-Haramain, tt. Hlm. 15.
[12] Muhammad Nawawi Al-Jawiy, Marah Labiid Tafsir An-Nawawi, Surabaya, Al-Hidayah, tt, hlm. 7.
[13] Ibid, hlm. 932.
[14] Ahmad Musthofa Al-Maraghi,  op cit, hlm.

1 komentar:

  1. Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
    sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
    kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
    Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
    1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
    melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
    dengan KYAI SOLEH PATI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
    saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SOLEH PATI
    kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
    penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
    dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
    minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
    buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
    Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
    sering menyarankan untuk menghubungi KYAI SOLEH PATI Di Tlp 0852-2589-0869
    agar di berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur,
    saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik,
    jika ingin seperti saya coba hubungi KYAI SOLEH PATI pasti akan di bantu Oleh Beliau

    BalasHapus